Rabu, 18 November 2015

Contoh Analytical Exposition text

Contoh Analytical Exposition text



INTERNET USE FOR STUDENTS
The Internet is a vast computer network and of the world, that connects computer users from one country to another around the world. as the largest network, the Internet certainly has its advantages and disadvantages.
Speaking about the benefits of the Internet, of course, many advantages to be gained for students. For example it can broaden their horizons and knowledge, online learning tools, make it easier to find information, and media to exchange information.
Not only that, the means of information such as email and social networks allow us to connect and chat with our friends away. Apart from the benefits of the Internet, the Internet also has its drawbacks like the rise of pornography to corrupt morals of children or adolescents nation. Various fraud can happen in cyber space. As well as allowing the spread of computer viruses via email or downloaded files.
Positive and negative effects is always there. It shows the imperfection of human work. As Internet users, we should know about the negative and positive impacts that can be a good pick for us. By knowing the benefits and disadvantages of the internet we can be wise in using the Internet.
Parents need to ensure that children remain in the use of computers and the Internet safely by doing things like
Ø  Monitor and restrict the use of information technology
Ø   Keep an eye on the child's social life
Ø  Open with children
Ø  Introduce positive and negative impacts of information technology
Ø  Know your ISP (internet service provider) who used children
Ø  If you need to buy softwar khusu to turn off the online activities of children stay safe








 

Senin, 02 November 2015

Kerajaan Perlak



KERAJAAN PERLAK
1)    Latar belakang berdirinya kerajaan perlak
Kesultanan Peureulak adalah kerajaan Islam di Indonesia yang berkuasa di sekitar wilayah Peureulak, Aceh Timur, Aceh sekarang antara tahun 840 sampai dengan tahun 1292. Perlak atau Peureulak terkenal sebagai suatu daerah penghasil kayu perlak, jenis kayu yang sangat bagus untuk pembuatan kapal, dan karenanya daerah ini dikenal dengan nama Negeri Perlak. Hasil alam dan posisinya yang strategis membuat Perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju pada abad ke-8, disinggahi oleh kapal-kapal yang antara lain berasal dari Arab dan Persia. Hal ini membuat berkembangnya masyarakat Islam di daerah ini, terutama sebagai akibat perkawinan campur antara saudagar muslim dengan perempuan setempat. Efeknya adalah perkembangan Islam yang pesat dan pada akhirnya munculnya Kerajaan Islam Perlak sebagai kerajaan Islam pertama di Indonesia.
Proses berdirinya tidak terlepas dari pengaruh Islam di wilayah Sumatera. Sebelum Kesultanan Perlak berdiri, di wilayah Perlak sebenarnya sudah berdiri Negeri Perlak yang raja dan rakyatnya merupakan keturunan dari Maharaja Pho He La (Meurah Perlak Syahir Nuwi) serta keturunan dari pasukan-pasukan pengikutnya.
Pada tahun 840 ini, rombongan berjumlah 100 orang dari Timur Tengah menuju pantai Sumatera yang dipimpin oleh Nakhoda Khilafah. Rombongan ini bertujuan untuk berdagang sekaligus membawa sejumlah da'i yang bertugas untuk membawa dan menyebarkan Islam ke Perlak. Dalam waktu kurang dari setengah abad, raja dan rakyat Perlak meninggalkan agama lama mereka (Hindu dan Buddha), yang kemudian secara sukarela berbondong-bondong memeluk Islam.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa salah seorang anak buah dari Nakhoda Khalifah, Ali bin Muhammad bin Ja'far Shadiq dikawinkan dengan Makhdum Tansyuri, yang merupakan adik dari Syahir Nuwi, Raja Negeri Perlak yang berketurunan Parsi. Dari buah perkawinan mereka lahirlah  Sultan Alaiddin Sayyid Maulana Abdul Aziz Shah, yang menjadi sultan pertama di Kesultanan Perlak sejak tahun 840. Ibu kotanya Perlak yang semula bernama Bandar Perlak kemudian diubah menjadi Bandar Khalifah sebagai bentuk perhargaan terhadap jasa Nakhoda Khalifah.
2)    Aspek politik
Sultan Perlak ke-17, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II Johan Berdaulat, melakukan politik persahabatan dengan negeri-negeri tetangga. Ia menikahkan dua orang puterinya dengan para pemimpin kerajaan tetangga.  Putri Ratna Kamala dinikahkan dengan Raja Kerajaan Malaka, Sultan Muhammad Shah (Parameswara) dan Putri Ganggang dinikahkan dengan Raja Kerajaan Samudera Pasai, al-Malik al-Saleh. Kesultanan Perlak berakhir setelah Sultan yang ke-18, Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat meninggal pada tahun 1292. Kesultanan Perlak kemudian menyatu dengan Kerajaan Samudera Pasai di bawah kekuasaan sultan Samudera Pasai yang memerintah pada saat itu, Sultan Muhammad Malik Al Zahir yang juga merupakan putera dari al-Malik al-Saleh.
3)    Aspek ekonomi
Kerajaan Perlak merupakan negeri yang terkenal sebagai penghasil kayu Perlak, yaitu kayu yang berkualitas bagus untuk kapal. Posisi strategis dan hasil alam yang melimpah membuat perlak berkembang sebagai pelabuhan niaga yang maju pada abad VIII hingga XII. Sehingga, perlak sering disinggahi oleh Jutaan kapal dari arab, persia, gujarat, malaka, cina, serta dari seluruh kepulauan nusantara. karena singgahannya kapal-kapal asing itulah masyarakat islam berkembang, melalui perkawinan campur antara saudagar muslim dengan perempuan setempat.
Perlak merupakan kerajaan yang sudah maju. Hal ini terlihat dari adanya mata uang sendiri. Mata uang Perlak yang ditemukan terbuat dari emas (dirham), dari perak (kupang), dan dari tembaga atau kuningan.
4)    Aspek sosial dan budaya
Masuknya para pedagang tersebut juga sekaligus menyebarkan ajaran Islam di kawasan ini. Kedatangan mereka berpengaruh terhadap kehidupan sosio-budaya masyarakat Perlak pada saat itu. Sebab, ketika itu masyarakat Perlak mulai diperkenalkan tentang bagaimana caranya berdagang. Pada awal abad ke-8, Perlak dikenal sebagai pelabuhan niaga yang sangat maju.
Model pernikahan percampuran mulai terjadi di daerah ini sebagai konsekuensi dari membaurnya antara masyarakat pribumi dengan masyarakat pendatang. Kelompok pendatang bermaksud menyebarluaskan misi Islamisasi dengan cara menikahi wanita-wanita setempat. Sebenarnya tidak hanya itu saja, pernikahan campuran juga dimaksudkan untuk mengembangkan sayap perdagangan dari pihak pendatang di daerah ini.

Paling tidak bukti-bukti peninggalan sejarah yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendukung dan membukti mengenai keberadaan Kerajaan perlak ada tiga yakni ; mata uang perlak, stempel kerajaan dan makam raja-raja Benoa.
*      Mata Uang Perlak
Mata uang Perlak ini diyakini merupakan mata uang tertua yang diketemukan di Nusantara. Ada tiga jenis mata uang yang ditemukan, yakni yang pertama terbuat dari emas (dirham) yang kedua dari Perak (kupang) sedang yang ketiga dari tembaga atau kuningan.
a)      Mata uang dari emas (dirham)
Pada sebuah sisi uang tersebut tertulis ”al A’la” sedang pada sisi yang lain tertulis ”Sulthan”. Dimungkinkan yang dimaksud dalam tulisan dari kedua sisi mata uang itu adalah Putri Nurul A’la yang menjadi Perdana Menteri pada masa Sulthan Makhdum Alaidin Ahmad Syah Jauhan Berdaulat yang memerintah Perlak tahun 501-527 H (1108 – 1134 M).
b)      Mata uang perak (kupang)
Pada satu sisi mata uang Perak ini tertulis ”Dhuribat Mursyidam”, dan pada sisi yang tertuliskan ”Syah Alam Barinsyah”. Kemungkinan yang dimaksud dalam tulisan kedua sisi mata uang itu adalah Puteri Mahkota Sultan Makhdum Alaidin Abdul Jalil Syah Jouhan Berdaulat, yang memerintah tahun 592 – 622 H (199 – 1225 M). Puteri mahkota ini memerintah Perlak karena ayahnya sakit. Ia memerintah dibantu adiknya yang bernama Abdul Aziz Syah.
c)      Mata uang tembaga (kuningan)
Bertuliskan huruf Arab tetapi belum dapat dibaca. Adanya mata uang yang ditemukan ini menunjukkan bahwa Kerajaan Perlak merupakan sebuah kerajaan yang telah maju.
*      Stempel kerajaan
Stempel kerajaan ini bertuliskan huruf Arab, model tulisan tenggelam yang membentuk kalimat ”Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah 512”. Kerajaan Negeri Bendahara adalah menjadi bagian dari Kerajaan Perlak.
*      Makam Raja Benoa
Bukti lain yang memperkuat keberadaan Kerajaan Perlak adalah makam dari salah raja Benoa di tepi Sungai Trenggulon. Batu nisan makan tersebut bertuliskan huruf Arab. Berdasarkan penelitian Dr. Hassan Ambari, nisan makam tersebut dibuat pada sekitar abad ke-4 H atau abad ke-11 M. Berdasarkan catatan Idharul Haq fi Mamlakatil Ferlah wal Fasi, benoa adalah negara bagian dari Kerajaan Perlak.

Bukti-bukti peninggalan sejarah yang diketemukan tersebut semakin memperkuat keberadaan Kerajaan Perlak, yang memiliki angka-angka tahunnya berdiri lebih awal dibanding Kerajaan Samodra Pasai. Dengan demikian pemikiran-pemikiran bahwa Kerajaan Perlak sebagai Kerajaan Islam pertama di Nusantara dapat dipertanggung jawabkan, bukan sebuah kesimpulan yang mengada-ada atau diada-adakan.
5)    Runtuhnya kerajaan perlak
Pada awal abad ke-13 di Ujung barat Sumatra berdiri kerajaan baru di bawah Sultan Malik Al-Saleh, bernama Samudra Pasai. Sementara di malaka, seorang pangeran asal Sri Wijaya membangun kerajaan baru bernama Malaka. Artinya situasi politik saat itu sedang memanas. Untuk itu, Sultan Makhdum Alaiddin mallik Muhammad Amin Syah II Johan Berdaulat (1230 – 1267) sebagai sultan ke 17 menjalankan politik persahabatan. Jalanyang ia tempuh adalah dengan menikahkan dua orang putrinya dengan para penguasa negeri tetangga. Putri ratna Kamala dinikahkannya dengan raja kerajaan Malaka yaitu Sultan Muhammad Syah Parameswara, sementara itu ganggang dinikahkan dengan raja kerajaan Samudra Pasai, malik Al-Saleh.
Meski telah menjalankan politik damai dengan mengikat persaudaraan, ketegangan politik itu rupanya tetap saja mengancam kedaulatan kesultanan Perlak. Perlak goyah, Sultan makdum Aliddin Malik Abdul Aziz Johan Berdaulat (1267 – 1292) menjadi sultanyang terakhir. Setelah ia meninggal, perlak disatukan dengan kerajaan Samudra Pasai di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Malik Al-Zahir, putra Al-Saleh.

CERPEN PERSAHABATAN



“Sahabat Selamanya”
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Riya temanku  sudah menunggu diluar rumahku dia mengajakku untuk Jalan-jalan menggunakan sepeda. Riya adalah sahabat terbaikku dari yang terbaik.
Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat jalan-jalan menggunakan sepeda. Kami mampir ke lapangan untuk melihat Lomba Panjat Pinang yang tidak begitu jauh dari rumah. Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai anak-anak yang sedang bermain. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas.
“Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang melihat Lomba Panjat Pinang.“Nanda!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang perempuan menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Ruli?” tanya dalam hati penuh keheranan. Ruli adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu.
Bukan hanya itu Ruli juga pindah ke Jakarta ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Ruli kan?” tanyaku padanya. “Ya!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Riya. “Riy! Sini” panggilku pada Riya yang sedang asyik melihat lomba. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas.
“Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?” tanyanya lagi, “Ruli!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Riya pun datang menghampiri aku danRuli. Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Ruli yang tiba-tiba menyapanya. “Ruli?” tanyanya sedikit kaget melihat Ruli yang sedikit berubah.
“Kenapa kok tumben ke kedungwringin? Kangen ya sama aku?” tanya Riya pada Ruli. “Ya GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Ruli yang sudah berbeda dari 2 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen sama kita.” tanya Riya sedikit lemas.
“Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis. Akhinya Ruli mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Ruli. Ruli keluar dari rumah membawa minuman. Ruli meminta saya dan Riya untuk menemaninya ke alfamart pada jam 04.00 sore nanti, tetapi riya tidak bisa menemaninya karena ia harus latihan nari.
Jam menunjukan pukul 04.00 saat yang aku tunggu udah datang, setelah makan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Ruli. Sampai dirumah Ruli aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Ruli pun keluar dan mempersilahkan aku masuk dan memintanya untuk menunggu Ruli yang sedang bersiap-siap. Setelah selesai siap-siap Ruli keluar dari kamar. Setelah pamit untuk pergi aku dan Ruli pun langsung berangkat.
Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Ruli kami pun memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Ruli aku disuruh mampir oleh mamahnya Ruli. Aku istirahat sebentar di rumahnya. Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam.
Satu minggu berlalu, Akhirnya sore harinya Ruli harus kembali ke Jakarta lagi. Aku dan datang kerumah Ruli. Akhirnya keluarga Ruli siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau “aku akan selalu merindukanmu”. Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Ruli dan keluarganya berangkat ke Jakarta. Walaupun sedikit kecewa karena dia harus pergi meninggalkan aku dan Riya tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Ruli. Aku berharap dia tidak melupakan aku dan persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.