“Sahabat Selamanya”
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada
seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Riya temanku sudah
menunggu diluar rumahku dia mengajakku untuk Jalan-jalan menggunakan sepeda.
Riya adalah sahabat terbaikku dari yang terbaik.
Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat
jalan-jalan menggunakan sepeda. Kami mampir ke lapangan untuk melihat Lomba
Panjat Pinang yang tidak begitu jauh dari rumah. Setelah sampai di lapangan
ternyata sudah ramai anak-anak yang sedang bermain. “Ramai sekali pulang aja
males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak
pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah!
Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas.
“Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari
kearah orang-orang yang sedang melihat Lomba Panjat Pinang.“Nanda!” seseorang
teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba
seorang perempuan menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku
mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Ruli?” tanya dalam hati
penuh keheranan. Ruli adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak
pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu.
Bukan hanya itu Ruli juga pindah ke Jakarta ikut
orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku.
“Ruli kan?” tanyaku padanya. “Ya!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah
kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Riya. “Riy! Sini” panggilku
pada Riya yang sedang asyik melihat lomba. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan
malas.
“Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?” tanyanya
lagi, “Ruli!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik.
“Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Riya
pun datang menghampiri aku danRuli. Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika
ia sampai dia heran melihat Ruli yang tiba-tiba menyapanya. “Ruli?” tanyanya
sedikit kaget melihat Ruli yang sedikit berubah.
“Kenapa kok tumben ke kedungwringin? Kangen ya
sama aku?” tanya Riya pada Ruli. “Ya GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku
sambil menatap wajah Ruli yang sudah berbeda dari 2 tahun lalu. “Bukan aku
kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen sama kita.” tanya Riya
sedikit lemas.
“Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya
dengan senyumnya yang manis. Akhinya Ruli mengajak kami kerumah neneknya. Kami
berdua langsung setuju dengan ajakan Ruli. Ruli keluar dari rumah membawa minuman.
Ruli meminta saya dan Riya untuk menemaninya ke alfamart pada jam 04.00 sore
nanti, tetapi riya tidak bisa menemaninya karena ia harus latihan nari.
Jam menunjukan pukul 04.00 saat yang aku tunggu
udah datang, setelah makan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke
rumah nenek Ruli. Sampai dirumah Ruli aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu
Ruli pun keluar dan mempersilahkan aku masuk dan memintanya untuk menunggu Ruli
yang sedang bersiap-siap. Setelah selesai siap-siap Ruli keluar dari kamar.
Setelah pamit untuk pergi aku dan Ruli pun langsung berangkat.
Setelah selesai mencari-cari barang yang
diperlukan Ruli kami pun memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai
dirumah Ruli aku disuruh mampir oleh mamahnya Ruli. Aku istirahat sebentar di
rumahnya. Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai
dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku
makan malam.
Satu minggu berlalu, Akhirnya sore harinya Ruli harus
kembali ke Jakarta lagi. Aku dan datang kerumah Ruli. Akhirnya keluarga Ruli siap
untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau “aku akan selalu
merindukanmu”. Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung.
Dan akhirnya Ruli dan keluarganya berangkat ke Jakarta. Walaupun sedikit kecewa
karena dia harus pergi meninggalkan aku dan Riya tetap merasa beruntung
memiliki sahabat seperti Ruli. Aku berharap dia tidak melupakan aku dan persahabatan
kami terus berjalan hingga nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar