Senin, 02 November 2015

CERPEN PERSAHABATAN



“Sahabat Selamanya”
Pagi hari saat aku terbangun tiba-tiba ada seseorang memanggil namaku. Aku melihat keluar. Riya temanku  sudah menunggu diluar rumahku dia mengajakku untuk Jalan-jalan menggunakan sepeda. Riya adalah sahabat terbaikku dari yang terbaik.
Setelah aku cuci muka, kami pun berangkat jalan-jalan menggunakan sepeda. Kami mampir ke lapangan untuk melihat Lomba Panjat Pinang yang tidak begitu jauh dari rumah. Setelah sampai di lapangan ternyata sudah ramai anak-anak yang sedang bermain. “Ramai sekali pulang aja males nih kalau ramai.” ajakku padanya. “Ah! Dasarnya kamu aja males ngajak pulang!”, “Kita ikut main saja dengan orang-orang disini.” paksanya. “Males ah! Kamu aja sana aku tunggu disini nanti aku nyusul.” jawabku malas.
“Terserah kamu aja deh.” jawabnya sambil berlari kearah orang-orang yang sedang melihat Lomba Panjat Pinang.“Nanda!” seseorang teriak memanggil namaku. Aku langsung mencari siapa yang memanggilku. Tiba-tiba seorang perempuan menghampiriku dengan tersenyum manis. Sepertinya aku mengenalnya. Setelah dia mendekat aku baru ingat. “Ruli?” tanya dalam hati penuh keheranan. Ruli adalah teman satu SD denganku dulu, kami sudah tidak pernah bertemu lagi sejak kami lulus 3 tahun lalu.
Bukan hanya itu Ruli juga pindah ke Jakarta ikut orang tuanya yang bekerja disana. “Hai masih ingat aku nggak?” tanyanya padaku. “Ruli kan?” tanyaku padanya. “Ya!” jawabnya sambil tersenyum padaku. Setelah kami ngobrol tentang kabarnya aku pun memanggil Riya. “Riy! Sini” panggilku pada Riya yang sedang asyik melihat lomba. “Apa lagi?” tanyanya padaku dengan malas.
“Ada yang dateng” jawabku. “Siapa?” tanyanya lagi, “Ruli!” jawabku dengan sedikit teriak karena di lapangan sangat berisik. “Siapa? Nggak kedengeran!”. “Sini dulu aja pasti kamu seneng!”. Akhirnya Riya pun datang menghampiri aku danRuli. Dengan heran ia melihat kearah kami. Ketika ia sampai dia heran melihat Ruli yang tiba-tiba menyapanya. “Ruli?” tanyanya sedikit kaget melihat Ruli yang sedikit berubah.
“Kenapa kok tumben ke kedungwringin? Kangen ya sama aku?” tanya Riya pada Ruli. “Ya GR! Dia tu kesini mau ketemu aku” jawabku sambil menatap wajah Ruli yang sudah berbeda dari 2 tahun lalu. “Bukan aku kesini mau jenguk nenekku.” jawabnya. “Yah nggak kangen sama kita.” tanya Riya sedikit lemas.
“Ya kangen dong kalian kan sahabat ku.” jawabnya dengan senyumnya yang manis. Akhinya Ruli mengajak kami kerumah neneknya. Kami berdua langsung setuju dengan ajakan Ruli. Ruli keluar dari rumah membawa minuman. Ruli meminta saya dan Riya untuk menemaninya ke alfamart pada jam 04.00 sore nanti, tetapi riya tidak bisa menemaninya karena ia harus latihan nari.
Jam menunjukan pukul 04.00 saat yang aku tunggu udah datang, setelah makan dan pamit keorang tuaku aku langsung berangkat ke rumah nenek Ruli. Sampai dirumah Ruli aku mengetuk pintu dan mengucap salam ibu Ruli pun keluar dan mempersilahkan aku masuk dan memintanya untuk menunggu Ruli yang sedang bersiap-siap. Setelah selesai siap-siap Ruli keluar dari kamar. Setelah pamit untuk pergi aku dan Ruli pun langsung berangkat.
Setelah selesai mencari-cari barang yang diperlukan Ruli kami pun memutuskan untuk langsung pulang kerumah. Sampai dirumah Ruli aku disuruh mampir oleh mamahnya Ruli. Aku istirahat sebentar di rumahnya. Setelah waktu kurasa sudah malam aku meminta ijin pulang. Sampai dirumah aku langsung masuk kekamar untuk ganti baju. Setelah aku ganti baju aku makan malam.
Satu minggu berlalu, Akhirnya sore harinya Ruli harus kembali ke Jakarta lagi. Aku dan datang kerumah Ruli. Akhirnya keluarga Ruli siap untuk berangkat. Pada saat itu aku mengatakan kalau “aku akan selalu merindukanmu”. Aku memberinya hadiah kenang-kenangan untuknya sebuah kalung. Dan akhirnya Ruli dan keluarganya berangkat ke Jakarta. Walaupun sedikit kecewa karena dia harus pergi meninggalkan aku dan Riya tetap merasa beruntung memiliki sahabat seperti Ruli. Aku berharap dia tidak melupakan aku dan persahabatan kami terus berjalan hingga nanti.

Tidak ada komentar: